ASAL USUL DAN SEJARAH DESA PAMENANG
jambi adalah sebuah negri melayu di sumatra, dengan jumlam penduduk 5,6 juta jiwa terletak
di jantung pulau sumatra. jambi dihuni berbagai etnik dari seluruh pelosok nusantara,
etnik mayoritas propinsi jambi adalah etnik melayu yang menetap di seluruh wilayah propinsi
jambi.dan suku kubu suku anak dalam. adapun etnik-etnik lain seperti bugis,banjar, jawa, minang,gayo, batak dan sunda mereka adalah pendatang di abad ke 19.
di propinsi jambi moyoritas penduduknya masih berpegang teguh dengan adat istiadat warisan nenek moyang
yang sampai hari ini masih sangat di hargai dan di jaga kelestarianya. dalam artikel kali ini
saya akan mengupas sejarah asal-usul PAMENANG propinsi jambi secara mendetil.
1. PAMENANG
pamenang adalah nama sebuah kecamatan di batang sungai merangin yg mana sungai merangin ini
berhulu di danau kerinci kabupaten kerinci.nama PAMENANG ini dibuat di abad ke 17 sebelum itu dikenal dengan nama SUGINDE. pertama kali pamenang terletak di TELUK SUNGAI LINTANG
berkisar 1km dari desa sekarang. pada zaman itu sekitar abad ke 16 masyarakat pamenang dikenal dengan
nama SUGINDE dan makanan khas pekasam pacat pedo mengklulum. inilah nama asal desa pamenang.
pada zaman itu masyarakat suginde mempunyai aliran kepercayaan yg unik dimana mereka melakukan
ritual memuja pohon2 besar, pulau2 yang terdapat ditengah sungai merangin yg diberi nama
pulau lubuk mampun. tempat2 inilah mereka jadikan untuk melakukan ritual dalam meminta berkah sang pencipta. penduduk suginde pada zaman itu sudah terkenal dan termasuk sebuah desa yg disegani oleh desa-
desa lain yg ada di aliran sungai merangin. mereka disegani kerna mempunyai banyak jagoan mantra guna sakti, bermacam ragam beladir dan jago di bidang hukum adat. berita akan kemashuran desa suginde akhirnya sampai ke telinga kerajaan komring ulu di baturaja palembang. maka oleh raja komring dikirimlah bala tentara dari komring untuk menculik 40 pemuda dan 40 pemudi dari desa suginde untuk dijadikan bibit keturunan generasi kerajaan komring ulu di palembang.
2. pemuda pemudi di tawan musuh
tepat pada hitungan hari yg menurut kepercayaan penduduk suginde adalah hari terbaik
maka diundanglah seluruh penduduk kampung untuk mengadakan ritual di tengah pulau lubuk mampun
yg mana ritual ini hanya boleh dihadiri oleh orang-orang tua dan warga yg telah menikah.
sedangkan anak gadis dan bujang tidak dibenarkan ikut melaksanakan ritual kepercayaan ini
menurut kepercayaan mereka anak bujang dan gadis belum dikabulkan doanya.
mereka melakukan ritual bukan hanya sehari tapi sampai berminggu2 sampai hajad mereka terkabulkan.
dan juga dalam adat istiadat penduduk suginde dilarang keras menyuci beras di sungai merangin
hal ini dianggap sebagai petanda buruk bahaya dan sebagai tanda terjadi hal2 yg tidak diinginkan dalam desa mereka. peraturan ini amat dijaga dan patuhi oleh semua penduduk desa suginde.
tepat pada waktu semua penduduk melakukan ritual di pulau lubuk mampun rombongan bala tentara
komring sampai di desa suginde. mereka dengan mudah menawan 40 pemuda dan 40 pemudi suginde tampa ada perlawanan kerna semua jagoan2 dan cerdik pandai suginde tengah melakukan ritual yg berjarak
lebih kurang 1km dari desa suginde. sebanyak 40 pemuda dan 40 pemudi suginde dijadikan tawanan
oleh bala tentara komring ulu mereka dibawa pulang ke komring dengan menyusuri sungai merangin. setelah semua bala tentara pergi membawa tawanan tersebut maka pergilah seorang nenek tua
ke sungai merangin dengan membawa beras dalam bakul (tepat mencuci beras dari anyaman rotan)
dengan niat untuk memberi kabar kepada penduduk suginde yg tengah melakukan ritual. Dengan serta merta penduduk yg tengah pesta memukul tabuh dan gendang yg dianggap sebagai
puja terbesar kepada sang pencipta terhenti, mereka melihat air sungai merangin yg keruh
oleh air beras bertanda bahaya besar telah terjadi pada kampung mereka. maka pulanglah semua penduduk kekampung, mereka segera mencari tahu bahaya apakah yg melanda kampung mereka. sesuai dengan info dari nenek tua maka berembuklah membentuk tim pencari tim juru runding dan tim supranatural setelah semua terbentuk, bergeraklah mereka keseluruh aliran sungai merangin untuk mencari warga mereka yg di tawan bala tantara komring itu.
3. tentara komring dikalahkan orang sakti
setelah melakukan pencarian akhirnya mereka mendapat kabar warga mereka semuanya selamat dan dijaga oleh orang sakti di pulau rengas lebih kurang 38 km dari desa suginde di sebuah rumah
orang sakti yg sekarang tepatnya di pulau rengas kecamatan bangko. menurut cerita
orang sakti inilah yg menyelamatkan pemuda pemudi suginde dari tangan bala tentara komring.
menurut sejarah kemenangan orang sakti ini bukanlah terjadi adu fisik jauh lagi pertumpahan darah,
mereka menyerahkan tawanan kerna merasa takut akan kesaktian orang sakti ini, mereka takut kerna
kekuatan yg dimiliki orang sakti ini melebihi kekuatan bala tentara yg mereka miliki.
diceritakan ketua tentara komring meminta kepada orang sakti itu untuk mengantarkan perahu untuk mereka
menyebrang sungai, namun orang sakti ini tidak mau menuruti perintah kepala tentara komring tersebut,
maka terjadilah perang mulut antara mereka. dalam perang mulutya tentara komring mengancam untuk membunuh orang sakti itu jika tidak mau menuruti kehendak mereka, disisi lain orang sakti itu juga memberikan ancaman untuk segera melepaskan para tawanan, kerna orang sakti ini tahu bahwa yg mereka tawan adalah warga suginde yg tidak lain adalah desa yg memiliki tanah tempat orang sakti ini menumpang singgah. tanah yg orang sakti ini diami ini adalah milik warga desa suginde. maka terjadilah perdebatan mulut dan menghasilkan kemarahan dari kedua belah pihak. dalam kemarahanya orang sakti itu mendorong perahu dari kayu dengan panjang 12 meter keseberang sungai dengan niat menyuruh bala tentara komring untuk menyebrang. maka didorongnyalah perahu itu keseberang' sambil berseru "hei hulubalang komring ambillah perahu ini untuk kalian menyebrang aku menunggu disini" "kita tunjukkan kekuatan kita disini" dengan kekuatanya serta merta perahu itu menancap ketebing sungai hingga terbenam kedalam tanah dan hanya tersisa lebih kurang satu meter. melihat kekuatan orang sakti itu kepala bala tentara komring menjadi takut dan memilih menyerahkan tawanan dari pada bertarung melawan orang sakti itu.kepala tentara komring berunding dengan anak buahnya." wahai kawan2 orang tua ini bukan tandingan kita lebih baik kita serahkan tawanan ini dan kita tidak usah pulang ke komring" jika pulangpun kita akan di hukum bunuh oleh raja kita. kemudian orang tua itu berseru kembali.
"kenapa kalian tidak menyebrang wahai bala tentara komring"? apakah kalian takut? untuk kalian ketahui
sebenarnya kekuatan yg saya miliki belumlah seberapa, masih banyak jagoan-jagoan yg lebih sakti
dari suginde yg kalian culik pemuda dan pemudinya itu. kalian beruntung masuk ke desa mereka pada waktu
mereka tengah melakukan ritual, jika tidak mungkin kalian udah jadi bangkai". mendengar seruan itu serta merta bala tentara komring lari meninggalkan tawanan dan meminta ampun kepada orang sakti itu.
4. balas budi
berita kemenangan orang sakti melawan tentara komring dan pemuda pemudi suginde yg telah selamat dari tawanan musuh telah sampai ketelinga para pemimpin desa suginde. maka dikirimlah para cerdik pandai dan pendekar2 untuk menjemput mereka untuk dibawa pulang ke suginde. mereka menggunakan jung (perahu besar terbuat dari kayu bulat) sebagai alat transportasi air untuk mencapai ke
pulau rengas. sesampainya di pulau rengas meledaklah tangis haru para pemuda pemudi dan orang tua mereka kerna bertemu kembai dengan sanak pamily mereka.mereka mengadakan pesta besar-besaran utuk merayakan kemenangan ini.setelah acara ucap terima kasih selesai berembuklah para pemimpin untuk memberikan hadiah kepada orang sakti yg telah berjasa ini.
maka tercapailah mufakat untuk memberikan hadiah sebagai ucapan terima kasih kepada orang tua sakti ini.
mereka mengumpulkan emas, intan, perhiasan, pusaka, dan barang2 berharga lainya untuk diberikan kepada orang sakti. namun sayangnya orang sakti itu menolak semua pemberian mereka, apapun yg mereka berikan ditolak oleh orang sakti itu.hingga akhirnya mereka bingung hadiah apakah yg sesuai untuk orang tua yg telah berjasa ini. setlah kembali berunding sepakatlah mereka untuk bertanya langsung kepada orang sakti itu.
maka berbicaralah seorang pemimpin suginde kepada orag sakti tersebut.
inilah sedikit cuplika dialog mereka dalam bahasa jambi tradisional.
pemimpin : wahai uhang sakti nan rendah budi bahaso", mun dihitung dingan angko di kali dingan jaso idak tabalehbudi baik ngan sudah pendekar bageh kepado kami, ateh dahi itu" izin lah kami mageh tando tarimo kaseh,ateh jaso baik pendekar kepado anak cucong kami,kok barupo emeh kami sadio barupo intan kami dalak, barupo kain kami sulam barupo pusako kami serahkan, untuk itu jawablah tanyo kami, apo harto yg patutapo gerangan ngan yang wajar, salagi ado dimuko bumi kami dalak, kok lum lahir kami tantek' janganlah sungkanjangan pulo malu, kami bakato ateh ngan banyak, kami baseru ateh ngan ado, apo sabena nian ngan patutkami bageh" kepado pendekar ngan tanamo, uhang sakti ngan bagela.
orang sakti.: tarimo kaseh ateh sanjung ngan di beri puji yg di begeh, lah jadi kewajiban sayo nulong, lah jadi tanggung jawab kami membantu, kok iyo nak babageh kok iyo nak baserah, kami uhang dagang dalam dusun uhang galeh dalam kampung, kami nak mintak yang dak abih dimakan dak lapok dek ayek , itulah pintak kami, kok dibageh kami tarimo kok idak kami idak meraso ibo. lah sampai tu datuk" dahi kampung nan sabelah lah sampai pulo dek kami nan maminto.
bagaimanakah kelanjutan kisah ini? apakah yg orang sakti pinta?
dapatkan warga suginde menjawab teka teki yg diberikan? ikuti kisah ini di epesode yg akan datang.
jika ada kesalahn kami mohon maaf.
BERSAMBUNG....