Senin, 07 November 2011

CIA, BIN, MOSSAD, FBI cara intelijen bekerja



“Kemungkinan untuk merekrut dan menembus Rusia sama mustahilnya dengan menempatkan mata-mata di planet Mars.” Untuk itu memang diperlukan teknik dan cara khusus untuk menembusnya.

Dalam tradisi intelijen ada pedoman, bahwa produk intelijen adalah data peringatan dini yang sangat penting (bagi penggunanya atau user). Untuk itu setiap agen atau perwira intelijen harus mencari informasi yang diinginkan dengan cara yang cerdas dan menyerahkannya tepat waktu. Maka, segala cara pun ditempuh untuk bisa mendapatkan informasi yang selalu ditempatkan pada prioritas pertama. Apakah itu Mossad, Badan Intelijen Negara (Indonesia), atau CIA, badan intelijen dari berbagai negara, telah menapaki sejarahnya sendiri hingga menemukan teknik-teknik yang sesuai dengan medan dan musuh yang dihadapi.
Selain Nikita Khrushchev, tokoh komunis yang juga merepotkan AS adalah Fidel Castro. Berbagai obat pelumpuh telah diciptakan untuk menyabot pimpinan Kuba ini. Lucunya, di antara senjata rahasia ini adalah obat perontok jenggot. Maksudnya, ternyata hanya untuk mempermalukan dia di muka publik.


Perjalanan dan pengalaman di medan operasi memang akan menuntun setiap badan intelijen memiliki pedoman yang khas. Tak terkecuali CIA. CIA pernah menapaki pengalaman yang cukup dramatis dalam perjalanannya memburu berbagai informasi penting dari wilayah Uni Soviet atau Rusia seteru terbesarnya yang paling “mengganggu” di masa Perang Dingin. Buku The Official CIA Manual of Trickery and Deception (2009) yang disusun H Keith Melton dan Robert Wallace menyadarkan orang bahwa pada dasawarsa 1950-an mereka sampai menyiapkan laboratorium khusus untuk menembus “tebalnya tembok pertahanan” Uni Soviet. Laboratorium itu diberi nama Technical Services Division(TSD).

Dr Frank Olson , salah satu kelinci percobaan korban obat bius rancangan MD. la berhasil terbius , namun kemudian tewas karena tanpa sadar melompat dari lantai sepuluh kamar hotelnya. Kasus memalukan ini 20 tahun dipetieskan, namun akhirya terbongkar juga oleh Komite Church.
Tentang tebalnya tembok pertahanan Uni Soviet bisa disimak dari banyaknya agen asing CIA yang terbunuh tatkala bertugas di Uni Soviet dan negara sekutunya seperti Polandia, Rumania, Ukraina dan negara-negara Baltik lainnya pada dasawarsa 1950-an. Maka, bukan tanpa sebab, jika salah seorang Direktur CIA paling kuat dari masa 1966-1973, Richard Helms, sampai berkata: “Kemungkinan untuk merekrut dan men-embus Rusia sama mustahilnya dengan menempatkan mata-mata di planet Mars.”

TSD dengan tim ilmuwan dibawah pimpinan seorang ahli kimia bernama Dr Sidney Gottlieb itu diberi kewenangan penuh untuk merancang dan menciptakan berbagai material dan cara untuk mempermudah pengiriman dan pencurian informasi hingga sulit diketahui orang biasa. Anggota tim yang umumnya ahli kimia dan biologi itu menciptakan banyak obat-obatan dan cara menyelundupkan informasi yang untuk ukuran awam sangat mencengangkan.

Temuan atas laporan yang telah puluhan tahun disimpan rapat mengungkap, TSD telah menangani lebih dari seratus sub-proyek yang amat ajaib. Di antara sub-proyek ini, misalnya, mereka berhasil menciptakan tinta khusus untuk penulisan informasi yang tak tampak. Tulisan ini bisa “timbul” kembali setelah ditaburi serbuk khusus buatan laboratrium yang sama.

TSD juga menciptakan obat penenang dan racun-racun pelumpuh yang bisa dibawa dengan mudah dan sulit terlacak oleh para perwira intelijen di luar negeri. Obat-obatan itu dirancang untuk melumpuhkan agen kontraintelijen, bahkan kalau perlu anjing penjaga yang ditemui saat bertugas. Mereka mencoba kombinasi heroin, amfetamin, obat penenang lain, hingga temuan baru bernama LSD (Lysergic Acid Diethylamid).

Hanya dengan beberapa puluh miligram LSD yang disusupkan ke dalam minuman, seseorang bisa kehilangan kesadaran dan bisa dipaksa memberikan informasi dalam alam bawah sadarnya. Obat-obat penenang itu memang sengaja dirancang sebagai bagian dari teknik khusus interogasi.

“Individu yang berada dalam pengaruhnya akan sangat sulit mempertahankan informasi karangan ketika diinterogasi.” Selain itu mereka juga menciptakan obat-obatan untuk interogasi dengan cara hipnosis. Obat-obatan itu adalah temazepam, MDMA, mescaline, psilocybin, scopolamine, sodium pentathal dan ergine.

MKULTRA

Obat-obatan dan racun yang digarap sejak 1948 lewat subproyek bersandi MKULTRA (selanjutnya diubah menjadi: MK-SEARCH) ini lumayan cespleng. Buktinya, salah seorang “kelinci percobaan”, yakni Dr Frank Olson, seorang pakar senjata biologi Angkatan Darat AS, “berhasir kehilangan kesadaran, meski akhirnya tewas karena tanpa sadar melompat dari lantai sepuluh kamar hotelnya. LSD juga diujicobakan ke tujuh orang tahanan dari sebuah penjara federal di Kentucky.

Senator Frank Church, pimpinan Komite Church, memperlihatkan pistol rancangan Technical Services Division. Lewat penyidikan yang mendalam, Church berhasil membongkar kasus kematian Dr Frank Olson, salah satu "kelinci percobaan" obat bius rancangan TSD.
Peristiwa memalukan tersebut berhasil dipetieskan hingga 20 tahun, namun akhirnya terbongkar juga oleh serangkaian penyelidikan yang dilakukan komite khusus Kongres yang dipimpin senator Frank Church. Pada 1975 itu juga Komite Church berhasil membongkar keterlibatan Direktur CIA Richard Helms. Penyingkapan ini bikin gempar karena Helms terhitung sebagai salah satu orang terkuat di Washington. Helms rupanya pernah memerintahkan TSD untuk memusnahkan seluruh dokumen MKULTRA, termasuk soal tewasnya Olson.



Dr Sidney Gottlieb, ahli kimia yang ditugasi CIA memimpin proyek-proyek ajaib TSD 

Keinginan Kongres untuk mengungkap proyek rahasia CIA didorong oleh diterimanya ratusan ribu surat kaleng yang berisi informasi kegiatan terselubung yang meresahkan. Di antaranya adalah tentang upaya pembunuhan sejumlah kepala negara asing. Keresahan yang sama, pada Desember 1974, juga dilaporkan salah satu koran paling berpengaruh di AS, The New York Times.

Lewat keterangan Komite Church ini pula publik akhirnya mengetahui bahwa MKULTRA merupakan salah satu proyek super rahasia TSD. Hal ini terindikasi dari kode “MK” di depan nama ULTRA. Setiap proyek TSD selalu menggunakan kode “MK”, seperti juga MKNAOMI dan MKDELTA.

MKULTRA yang dikerjakan sejak 1945 adalah ide liar Badan Obyek Intelijen Bersama (CIA belum dibentuk) ketika sedang mengerjakan Operasi Paper clip. Dalam operasi ini, mereka memaksa sejumlah ilmuwan Nazi, yang sejatinya merupakan tawanan perang, untuk mengembangkan teknik penyiksaan dan pencucian otak.

Pada 1951 proyek top secret tersebut dikembangkan menjadi Proyek ARTICHOKE, yang namanya kemudian diubah menjadi ULTRA. Disimak dari tahun kejadiannya, sangat jelas bahwa penanggungjawab tertingginya adalah Allen Dulles, pejabat direktur CIA saat itu. MKULTRA kabarnya merupakan salah satu respon CIA untuk menandingi proyek rahasia Pengendali Pikiran (mind-control) yang saat itu tengah dikembangkan dinas intelijen Uni Soviet, China dan Korea Utara untuk “membongkar informasi dari pikiran” tawanan AS yang tertangkap dalam Perang Korea.


http://sejarahperang.files.wordpress.com/2010/12/cia12a1.jpg?w=135&h=183
Manual tentang trik dan teknik pengelabuan CIA yang selama puluhan tahun dirahasiakan. Penulis H. Keith Melton dan Robert Wallace memublikasikannya pada 2009. Lewat buku inilah, publik akhirnya mengetahui beberapa proyek pembuatan obat bins dan trik sulap yang pernah disiapkan untuk bekal tugas para perwira CIA

Proyek ajaib beranggaran lebih dari 10 juta dollar ini lah yang dikemudian hari mengilhami pembuatan novel dan film Manchurian Candidate. Demikianlah, CIA telah rnenempuh berbagai cara agar misi rahasiannya bisa semakin ‘'tak kelihatan”. Selain untuk menembus “tembok pertahanan” Uni Soviet, laboratorium TSD juga meramu obat bius dan racun untuk melumpuhkan Presiden Kuba, Fidel Castro, yang di masa Perang Dingin cukup membuat presiden AS kelimpungan. Mereka bahkan sempat memikirkan tentang bagaimana cara “menyampaikan” obat-obat itu. Di antaranya yang cukup bikin kita tersenyum adalah dengan cara mengoleskannya di ujung cerutu yang kerap diisap Castro. Yang mengoleskan tentu nya adalah agen intelijen di Kuba.

Terpikir juga menebar garam talium pada sepatu bot Castro. Garam ini untuk merontokkan rambut serta jenggot dengan maksud hanya untuk mempermalukan Castro yang amat memuja kejantanan. Tim yang sama juga sempat menyiapkan baju selam yang telah diolesi kuman tuberculosis. Baju selam itu akan dikirim sebagai hadiah dalam suatu acara. Tetapi, dari semua rencana itu, tak satu pun yang terealisasi.


gile fidel castro, susah dibunuhnya,.. mantap

Walau Komite Church berhasil menguncang salah satu sendi CIA, secara keseluruhan tubuh dinas rahasia terbesar di dunia ini toh tetap berdiri tegar. Dorongan untuk menjalankan berbagai proyek super rahasia macam MKULTRA tampaknya masih terus berialan, bahkan terus disempurnakan.

Hal itu menjadi suatu kegiatan yang lumrah mengingat dinas rahasia mana pun di dunia selalu ingin mengorek informasi yang terpendam di dalam benak tawanan perang, serta agen ganda dan ahli senjata yang tertangkap. Itu karena mereka memiliki pedoman yang hampir sama, yakni bahwa mereka tak akan mampu “mengenali atau menguasai” pikiran seseorang sebelum “memiliki jiwa dan raganya”.

Atas dasar pedoman itu lah berbagai eksperimen, termasuk penggunaan obat-obat khusus, masih akan terus dilakukan demi keberhasilan interogasi dan penguasaan pikiran. Banyak pihak menyakini, praktik-praktik “kejam” ini sudah menjadi kegiatan biasa di penjara-penjara besar yang dikhususkan bagi tawanan perang atau teroris kelas kakap.

Ilusi Pengelabu

Disamping obat-obatan dan material biokimia lain, yang tak kurang menarik, CIA juga merekrut maestro sulap untuk menciptakan trik-trik pengelabuan yang amat diperlukan para agen intelijennya. Mereka rupanya amat terinspirasi dengan teknik-teknik sulap yang sebenarnya hanya merupakan teknik pengalihan perhatian atau tipuan kecekatan tangan.


Salah satu maestro sulap yang diketahui membantu CIA, adalah John Mulholland, pesulap yang amat terobsesi dengan Houdini, legenda dunia yang berhasil untuk pertama kalinya membebaskan tubuh dari ikatan rantai terkunci dalam keadaan terkurung. Sidney Gottlieb memintanya secara khusus untuk menciptakan teknik-teknik sulap khusus untuk operasi rahasia. Misalnya, untuk pengiriman kertas atau film berisi informasi penting secara terselubung, gerak tipuan untuk menutupi kegiatan spionase, mempengaruhi pilihan dan persepsi orang, penyamaran, dan pengiriman sinyal rahasia.
Pesulap tenar John Mullholand yang kwdiam pernah direkrut untuk menciptakan trik-trik pengelabuan bagi perwira intelijen CIA. Mullholand adalah ahli teknik sulap jarak dekat. Untuk manual sulap yang is ciptakan secara khusus, CIA membayarnya 3.000 dollar

Semua itu tertera dalam manual “Some Operational Applications of the Art of Deception” dan “Recognition Signals” yang juga terbaca dalam file proyek MKULTRA. Untuk manual-manual itu CIA membayar 3.000 dollar. Mulholland, saat itu berusia 55 tahun, dikenal sangat fasih melakukan teknik sulap jarak dekat dengan penonton. Tangannya sangat cekatan dan ia punya banyak peralatan tersembunyi di sekujur tubuhnya. Keterampilan ini lah yang akan ditularkan kepada para perwira CIA, misalnya, ketika ingin menjatuhkan pil atau obat penenang ke dalam gelas atau transaski informasi di tempat-tempat terbuka.

Bagi Gottlieb, jika dikombinasikan dengan peralatan canggih, tipuan sulap akan menghasilkan teknik transaski informasi yang terselubung. Sulap juga menyediakan pilihan yang sangat inovatif untuk mengelola “panggung” yang akan dijadikan ajang pertukaran informasi atau bahkan untuk meloloskan diri. Ini bisa dilakukan dengan cara mengatur latar-belakang, alat peraga, pencahayaan dan menempatkan asisten yang sangat cantik hingga sudut sudut pandang khalayak bisa terbuai dan tergiring keluar dari ajang tempat manuver kegiatan intelijen terjadi.

“Teknik pengelolaan panggung yang tepat akan mengarahkan penonton untuk lebih mempercayai mata mereka ketimbang nalarnya. Orang memiliki kemampuan yang hampir tak terbatas untuk membenarkan diri dan “tahu” bahwa manusia tidak akan hidup melayang atau dipotong menjadi dua, namun keduanya tampak terjadi di panggung yang telah dikelola dengan balk,” tulis Melton dan Wallace dalam The Official CIA Manual of Trickery and Deception.

Bagi pesulap, ilusi yang sempurna adalah tujuan akhir pertunjukan. Setiap celah kegagalan paling banter hanya akan mendatangkan rasa malu. Berbeda halnya bagi para agen intelijen. Ilusi yang mereka terapkan merupakan sarana untuk mengalihkan perhatian. Setiap celah kesalahan akan mendatangkan risiko kematian.

Untuk itu mereka harus lah sangat presisi dan berhati-hati melakukannya. Contoh teknik pengelolaan panggung spionase yang umum dipakai adalah mengubah susunan lingkungan di tempat transaksi. Seorang perwira intelijen yang biasa memarkir mobilnya di pinggir jalan tepat di depan rumahnya, akan menjadi sebuah sinyal tersendiri jika suatu ketika ia memarkir mobil tersebut di seberang rumahnya. Perubahan seperti ini umumnya luput dari perhatian orang-orang di sekitarnya. Perubahan susunan parkir seperti ini lah yang biasa digunakan sebagai kode untuk memulai transaksi.

Teknik pengelolaan panggung pernah diterapkan secara brilian oleh perwira CIA, Tony Mendez, ketika diberi tugas menyelamatkan enam diplomat AS yang disekap mahasiswa Iran pada November 1979 di Teheran. Mendez yang waktu itu Kepala Bagian Penyamaran di TSD, berusaha mendekati pemerintah Teheran dengan tim pembuatan film dokumenter Studio Six Productions yang murni merupakan akal-akalnya saja. Ia mengatakan, tim ini ingin sekali membuat film berjudul Agro untuk membalikkan kesan dunia internasional yang miring akibat tindak pengambilalihan gedung Kedubes AS di Teheran, dan pemerintah Iran amat menyetujuinya.

Pemerintah Iran terbuai dan sama sekali tak sadar dengan rencana pengelabuan Mendez yang telah disusun dengan sangat rapi. Mendez dan rombongan pun diberi keleluasaan masuk ke Teheran, hingga ke tempat para diplomat itu ditawan. Singkat cerita, setelah didandani dengan kostum ala Hollywood, keenam tawanan AS itu pun disusupkan keluar, dan segera diterbangkan dengan maskapai Swissair kembali ke AS.

Mengelola panggung juga bisa dilakukan secara abstrak, dan ini pernah dilakukan dengan sangat cantik oleh agen rahasia Inggris, Kim Philby, yang ternyata juga bekerja untuk dinas rahasia Uni Soviet. Setahap demi setahap ia membangun persahabatan dengan perwira intelijen CIA, James J. Angelton, dengan cara menemani kebiasaannya mabuk mabukan. Bertahun-tahun Philby membangun panggungnya” dengan sabar dengan cara terus menemani Angelton minum-minum di bar dan di pesta-pesta yang menjadi kegemarannya. Ini harus dilakukan mengingat Angelton adalah aset penting bagi KGB. Ia merupakan penanggung-jawab keamanan operasi rahasia CIA. la mengetahui koordinat zona penerjunan setiap agen CIA yang disusupkan ke Albania.

Oleh karena telah mengganggap Philby sebagai sahabat karib, Angelton pun tanpa beban menceritakan koordinat-koordinat itu kepadanya. Alhasil, sekitar 200 orang mata-mata asing yang direkrut CIA untuk operasi rahasia di Albania pun tewas disantap kesatuan rahasia Soviet.

Trik Kecekatan Tangan

Mulholland juga mengajarkan teknik pengelabuan yang mengandalkan kecekatan tangan. Karena pikiran manusia hanya bisa fokus pada satu perubahan keadaan pada satu waktu, maka dengan kecekatan tangannya seorang pesulap biasa menyembunyikan peristiwa-peristiwa yang berlangsung di sekitarnya dengan menanamkan citra dan memori yang semu.

Dalam kaitan ini, seorang perwira intelijen bisa diajarkan bagaimana menjatuhkan obat penenang ke dalam gelas sasarannya anpa ketahuan. Caranya, adalah dengan menyembunyikan “tangan yang sedang bertugas” itu dengan memfungsikan tangan yang lain. Misalnya, untuk menyalakan korek untuk menyulut rokok sasarannya. Mata sang sasaran umumnya akan terfokus pada api dari korek tadi. Untuk itu, kepada TSD, Mulholland menyarankan agar CIA membekali para perwiranya dengan benda-benda kecil pengalih perhatian yang sudah akrab bagi setiap orang. Benda-benda ang dirancang khusus hanya sebagai medium itu misalnya berupa rokok, kotak korek api, pensil, dan Koin. Selain untuk mengelabui sasarannya, ruang kecil di dalam benda-benda itu juga bisa digunakan untuk menyembunyikan benda-benda spionase lain.

Ruang kecil di dalam koin, misalnya, biasa digunakan untuk menyelundupkan soft film berisi kode-kode pribadi, daftar frekeunsi radio, kode panggil, dan rangkuman petunjuk pertemuan dengan agen-agen lawan. Tidak hanya CIA, bahkan KGB, dinas rahasia Uni Soviet, pun membuatnya. Salah satu rancangan mereka tanpa sengaja pernah jatuh ke tangan CIA. Kisahnya terjadi di Brooklyn pada awal 1950-an. Kala itu seorang pengantar koran menjatuhkan pecahan lima sen yang ketika dibuka ternyata berisi sepotong film yang berisi pesan sandi.

Koin tersebut merupakan bagian dari misi pertukaran komunikasi rahasia yang canggih antara mata-mata Uni Soviet Ivanovich Rudolph Abel dan asistennya, Reino Hayhanen. Mereka tanpa sengaja kehilangan koin itu dan jatuh ke tangan pengantar koran.

Anda mungkin mengira bahwa benda-benda ini hanya digunakan pada tahun 1950-an. Tampaknya tidak demikian yang terjadi.
Pada 2001, CIA masih membuat koin jenis ini untuk kepentingan opersional mereka. Masih digunakannya koin ini di tahun 2000-an saja sudah merupakan ilusi dan menjadi salah satu trik penyelubung yang cukup efektif. Siapa menyangka koin-koin yang sudah jadul ini masih dipakai hingga kini?

sumber:

http://sejarahperang.wordpress.com/2010/12/25/seribu-trik-memburu-informasi/