Senin, 08 Juni 2009
perkosaan lagi ini budaya apa malapetaka ??
Singkawang,- TAK terlintas dipikiran Mekar seorang gadis yang sedang tumbuh berkembang, seorang ayah yang seharusnya dapat menjadi pelindung dan tumpuan hidupnya, malah bertindak biadab. Masa depan Mekar yang tinggal di Kecamatan Selakau ini, seketika menjadi morat-marit ketika sang ayah kandung, MA, merenggut mahkota kegadisannya. Mekar hanya bisa meratapi nasib, terlebih sang ibunda telah lama pergi merantau ke negara Malaysia untuk bekerja. Namun begitu, nenek dan kakak Mekar dengan setia dan penuh kasih sayang mencoba membangun kembali kepercayaan diri gadis berusia 14 tahun tersebut.
"Kenapa bapak bertindak biadab terhadap diri saya, padahal sayalah yang senantiasa menjaga dan merawat bapak ketika dia sakit. Saya tak tahu harus bagaimana lagi,"ungkap Mekar kepada Pontianak Post yang didampingi oleh Rosita Nengsih SH Ketua LBH Peka Singkawang belum lama ini.
Mekar hanya sempat mengeyam pendidikan hingga kelas IV SD dan dia mempunyai seorang kakak yang tinggal bersama sang nenek. "Sejak ibu mengandungkan saya, kakak disuruh tinggal bersama nenek, dan setelah saya berumur 12 tahun mamak pergi ke Malaysia. Sampai sekarang tidak ada kabarnya,"kata Mekar sedih.
Sejak ditinggal ibunya ke Malaysia otomastis Mekar hanya tinggal berdua dengan MA (bapak Mekar-Red). "Saya sempat bekerja di Singkawang selama empat bulan sebagai penjaga toko dan bapak saya sempat bekerja juga di Singkawang,"ujarnya. Dari hasil kerasnya tersebut, Mekar sedikit demi sedikit mengumpulkan uang dan perhiasaan emas. "Tapi sama bapak perhiasan emas saya dijual, entah uangnya buat apa,"kata dia lagi. Karena MA mengalami kecelakaan sepulang dari bekerja dan mengalami luka yang cukup parah, dirinya memilih berhenti bekerja karena harus merawat MA. "Siapa lagi yang bisa diminta untuk merawat bapak kalau bukan saya, kalau kakak hanya sesekali mengujungi bapak,"jelasnya.
Selama MA sakit, dengan telaten dan penuh kasih sayang selaku seorang anak, Mekar merawat dan memenuhi segala keperluan sang ayah. Keluguan dan ketulusan Mekar ternyata ditangkap sang ayah dengan niat yang tidak baik. Dengan dalih, telah sekian lama tidak berkumpul dengan istrinya, MA mulai merayu Mekar untuk memenuhi hasrat MA yang tengah menggebu. "Bapak kerap merayu saya, namun saya tidak pernah mengubrisnya. Saya hanya berpikir gila apa mau memenuhi keinginan bapak,"ujarnya melas.
Namun MA tidak gentar untuk terus merayu Mekar, pada akhirnya Mekar yang tidak punya daya berhasil "dikerjai" MA. "Sewaktu kejadian pertama saya diancam agar tidak memberitahu kepada orang lain atas apa yang dilakukanya terhadap saya. Bapak memang kejam, saya benci,"ujarnya.
Setelah perkosaan pertama, Mekar dua kali berturut-turut mengalami kejadian yang sama dan disertai ancaman yang sama pula. Tapi karena tidak tahan lagi dengan penderitaan yang dialaminya, akhirnya Mekar minggat ke rumah bibinya dan tidak mau pulang. "Selama berada di rumah bibi, saya akhirnya cerita karena sudah tidak tahan lagi,"ujarnya. MA sempat mencar-cari Mekar di rumah sang bibi. Karena si bibi merasakan bahwa Mekar dalam bahaya maka setelah meminta pendapat tetangga yang dipercaya,mereka melaporkan peristiwa yang dialami Mekar ke pihak keamanan. "Sekarang perasaan saya sedikit lega karena bapak telah diamankan, namun begitu saya juga kasihan bagamaina pun juga dia adalah bapak saya, orang tua saya. Mudah-mudahan dia bisa bertobat,"ungkap Mekar sedih. (eka)
< TAK terlintas dipikiran Mekar seorang gadis yang sedang tumbuh berkembang, seorang ayah yang seharusnya dapat menjadi pelindung dan tumpuan hidupnya, malah bertindak biadab. Masa depan Mekar yang tinggal di Kecamatan Selakau ini, seketika menjadi morat-marit ketika sang ayah kandung, MA, merenggut mahkota kegadisannya. Mekar hanya bisa meratapi nasib, terlebih sang ibunda telah lama pergi merantau ke negara Malaysia untuk bekerja. Namun begitu, nenek dan kakak Mekar dengan setia dan penuh kasih sayang mencoba membangun kembali kepercayaan diri gadis berusia 14 tahun tersebut.
"Kenapa bapak bertindak biadab terhadap diri saya, padahal sayalah yang senantiasa menjaga dan merawat bapak ketika dia sakit. Saya tak tahu harus bagaimana lagi,"ungkap Mekar kepada Pontianak Post yang didampingi oleh Rosita Nengsih SH Ketua LBH Peka Singkawang belum lama ini.
Mekar hanya sempat mengeyam pendidikan hingga kelas IV SD dan dia mempunyai seorang kakak yang tinggal bersama sang nenek. "Sejak ibu mengandungkan saya, kakak disuruh tinggal bersama nenek, dan setelah saya berumur 12 tahun mamak pergi ke Malaysia. Sampai sekarang tidak ada kabarnya,"kata Mekar sedih.
Sejak ditinggal ibunya ke Malaysia otomastis Mekar hanya tinggal berdua dengan MA (bapak Mekar-Red). "Saya sempat bekerja di Singkawang selama empat bulan sebagai penjaga toko dan bapak saya sempat bekerja juga di Singkawang,"ujarnya. Dari hasil kerasnya tersebut, Mekar sedikit demi sedikit mengumpulkan uang dan perhiasaan emas. "Tapi sama bapak perhiasan emas saya dijual, entah uangnya buat apa,"kata dia lagi. Karena MA mengalami kecelakaan sepulang dari bekerja dan mengalami luka yang cukup parah, dirinya memilih berhenti bekerja karena harus merawat MA. "Siapa lagi yang bisa diminta untuk merawat bapak kalau bukan saya, kalau kakak hanya sesekali mengujungi bapak,"jelasnya.
Selama MA sakit, dengan telaten dan penuh kasih sayang selaku seorang anak, Mekar merawat dan memenuhi segala keperluan sang ayah. Keluguan dan ketulusan Mekar ternyata ditangkap sang ayah dengan niat yang tidak baik. Dengan dalih, telah sekian lama tidak berkumpul dengan istrinya, MA mulai merayu Mekar untuk memenuhi hasrat MA yang tengah menggebu. "Bapak kerap merayu saya, namun saya tidak pernah mengubrisnya. Saya hanya berpikir gila apa mau memenuhi keinginan bapak,"ujarnya melas.
Namun MA tidak gentar untuk terus merayu Mekar, pada akhirnya Mekar yang tidak punya daya berhasil "dikerjai" MA. "Sewaktu kejadian pertama saya diancam agar tidak memberitahu kepada orang lain atas apa yang dilakukanya terhadap saya. Bapak memang kejam, saya benci,"ujarnya.
Setelah perkosaan pertama, Mekar dua kali berturut-turut mengalami kejadian yang sama dan disertai ancaman yang sama pula. Tapi karena tidak tahan lagi dengan penderitaan yang dialaminya, akhirnya Mekar minggat ke rumah bibinya dan tidak mau pulang. "Selama berada di rumah bibi, saya akhirnya cerita karena sudah tidak tahan lagi,"ujarnya. MA sempat mencar-cari Mekar di rumah sang bibi. Karena si bibi merasakan bahwa Mekar dalam bahaya maka setelah meminta pendapat tetangga yang dipercaya,mereka melaporkan peristiwa yang dialami Mekar ke pihak keamanan. "Sekarang perasaan saya sedikit lega karena bapak telah diamankan, namun begitu saya juga kasihan bagamaina pun juga dia adalah bapak saya, orang tua saya. Mudah-mudahan dia bisa bertobat,"ungkap Mekar sedih. (eka)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PENDAPAT KAMU ??